Di dalam milis wirausaha, kerap kita jumpai e-mail yang nadanya menghimbau seseorang untuk segera terjun ke dunia usaha. Kata-kata himbauannya kira-kira seperti ini : Langsung aja mandi, gak usah kebanyakan mikir....!
E-mail seperti itu sudah sering muncul di berbagai milis internet. Namun demikian, kenyataan tetap memperlihatkan, bahwasanya pendamba kewirausahaan yang masih belum berani terjun total, jumlahnya cukup banyak. Ada yang masih bertahan dalam status sebagai pegawai orang lain, dan ada juga yang setelah sekian lama, masih saja dalam keadaan bertanya-kanan-bertanya-kiri tanpa tujuan yang jelas. Lho, kenapa begitu?
Saya sangat setuju dengan himbauan langsung terjun ini. Sebab benar, kalau terlalu banyak pertimbangan ini-itu, biasanya minat tinggallah minat, yang selamanya tidak kunjung menjadi kenyataan.
Namun demikian, saya merasa perlu memberikan tambahan kata-kata: dengan catatan. Catatan apa?
Catatan bahwa sebelum terjun, calon pengusaha seyogyanya sudah mempunyai sebuah peta perjalanan yang benar dan baik. Benar artinya sesuai dengan yang dibutuhkan, baik artinya dilengkapi data-data yang terpercaya. Ambil contoh, kalau kita ingin berlayar dari Jakarta menuju Sorong di Papua, maka harus ada peta yang akan menuntun kita melayari rute-rute pelayaran yang aman. Dengan peta yang sama kita juga akan dapat menentukan tempat-tempat di mana akan transit, seperti Surabaya, Makassar, Ambon untuk selanjutnya sampai di Sorong. Bayangkan kalau kita tidak mempunyai peta sama sekali, betapa besarnya risiko pelayaran tersebut?
Apa yang dimaksud dengan peta perjalanan dalam urusan memulai sebuah bisnis, tidak lain adalah sebuah rencana usaha, atau dalam istilah yang umum, disebut Business Plan (BP). Dengan BP inilah, seorang kandidat pengusaha akan dapat memantapkan kepercayaan dirinya, untuk tidak ragu-ragu terjun serius ke dalam bisnis. Sebab, ia akan tahu secara pasti apa sebenarnya tujuan usahanya (visi), sebagaimana dalam contoh di atas, seakan-akan pelayarannya telah ditetapkan menuju kota Sorong.
Ia akan tahu pula, misi-misi apa sajakah yang harus dilakukan, yang digambarkan bagaimana perjalanannya akan melalui kota-kota Surabaya, Makassar dan Ambon untuk transit. Di samping itu, dengan BP, seorang pengusaha menjadi arif untuk tidak memasuki bidang-bidang yang berisiko bagi bisnisnya, sebagaimana kapalnya akan berlayar menjauhi tempat-tempat berbahaya yang penuh batu karang, alur badai dan lain sebagainya. Ia pun akan mengerti dari mana ia akan memperoleh dan mengelola sumber-sumber daya yang diperlukan, termasuk sumber daya keuangan, seperti halnya bagaimana ia akan mendapatkan bahan bakar saat memulai pelayaran, dan bagaimana pengisian selanjutnya di perjalanan.
Perlu Seperti Bonek Untuk Jadi Wirausahawan?
5:27 AM
Someone
0 comments:
Post a Comment