Surabaya Frontage

Superblok sudah menjadi kebutuhan masyarakat dengan mobilitas tinggi di perkotaan. Integrasi antara hunian vertikal, pusat bisnis, sentra niaga, dan hiburan juga menjadi jawaban atas gaya hidup urban yang kian dinamis.
Direktur The Frontage Kristianto mengatakan,masyarakat perkotaan mulai cenderung memilih tempat tinggal yang satu lokasi dengan kantor dan wahana hiburan. ”Antusiasme masyarakat terhadap konsep superblok sangat besar,” kata Kristianto di sela groundbreaking The Frontage di Surabaya Sabtu (23/8).
The Frontage merupakan superblok yang bakal menjadi ikon baru di Surabaya. Dengan investasi Rp 1,5 triliun, The Frontage berada di lokasi emas, yakni Jalan A. Yani yang merupakan gerbang Kota Surabaya.
Kristianto menjelaskan, sebelum groundbreaking dilakukan, kondotel bintang tiga dan trade center sudah sold out. ”Untuk bintang empat, target kami hari ini (kemarin) terjual hingga 60 persen,” katanya.
Arif Afandi, direktur utama Panca Wira Usaha (PWU), holding companyBUMD Jawa Timur (Jatim), menyatakan bahwa perekonomian Jatim yang terus membaik akan menaikkan daya beli masyarakat. Dengan demikian, superblok seperti The Frontage punya peluang besar di pasar properti. ”Daya beli di Jatim itu ikut tumbuh. Dengan sendirinya masyarakat akan mencari hunian dengan konsep superblok untuk berinvestasi,” terangnya.
Wagub Jatim Saifullah Yusuf menyambut baik berdirinya The Frontage. Dia mengatakan, sektor perdagangan hotel dan restoran berkontribusi sangat besar dalam perekonomian Jatim, yakni mencapai 31 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB). ”Untuk terus meningkatkan pertumbuhannya, perlu ada dukungan, termasuk dari hunian seperti ini. Dengan adanya ini, akan semakin banyak investor yang masuk,” tuturnya.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Muh. Choliq mengatakan, kerja sama antara swasta dan BUMD, seperti dalam proyek The Frontage, merupakan hal yang positif.
Menteri BUMN Dahlan Iskan yang kemarin hadir menyatakan rasa bangganya terhadap para pebisnis di Jatim yang tidak terpengaruh situasi politik belakangan. ”Kalau dulu sedikit-sedikit ada keadaan politik, bisnis terganggu, tapi sekarang sudah tidak. Ini menandakan, politik dan bisnis di Indonesia sudah terpisah,” katanya. Dengan pertumbuhan ekonomi Jatim yang berada di atas nasional, Dahlan optimistis akan semakin maju.  Sumber: JawaPos

0 comments:

Post a Comment

IndoStore Theme

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design